"you are my end and my beginning even when i lose or im winning"
Hari demi hari aku rasakan begitu indah dengan sosok pria yang rela menemani ku selama beberapa bulan belakangan ini, bahkan aku tidak mau mengetik dengan tulisan "beberapa bulan" karena aku tak ingin itu hanya terjadi beberapa bulan, tapi aku ingin itu untuk selamanya. Kedengarannya memang berlebihan, tapi kita gabisa munafik saat kita merasakan apa itu sayang. Terkadang kita terlihat norak saat berkata sayang dengan sikap yang seperti itu, tapi sekali lagi "kita gabisa munafik"
Rahmatullah, artinya Rahmat dari Allah. Kini aku suka memanggilnya dengan seutan itu, rasanya memang benar ia adalah Rahmat dari Allah untukku, untuk aku seorang, untuk diriku sendiri, untuk hidup dan matinya diriku tak ada yang boleh orang lain kebagian sedikitpun hehehe rasanya memang egois, namun sayang ini sudah amat lebih full dari biasanya, ia bisa membuat segalanya jadi indah, jadi bermakna, jadi sempurna... lebih dari kata sempurna.
Masa pendeketan yang aku lakukan bersamanya juga ternyata menyimpan sejuta kesan untuk kita masing-masing. Aku tak pernah tahu dulu ia memang bertekad menginginkan diriku karena sosokku yang begitu beda dari wanita lain, katanya. Dan ia juga tidak pernah membayangkan bahwa baru pertama mengenal saja aku sudah menganggap ia orang yang spesial, dan sekarang... Sempurna. Itulah cinta, satu sama lain merasakannya, bukan hanya satu orang saja. Merasakan kelebihan pasangan itu sungguh indah daripada kita harus mengeluh dengan kekurangannya. Dan dengan kita merasakan kelebihannya yang mungkin dia sendiri tidak tahu, kita tidak bisa melihat kekurangannya. Indah bukan?
Aku pernah gagal dalam bercinta, bahkan itu sudah berkali-kali aku rasakan. Janji sehidup semati tapi yang aku dapatkan hanya "pisah" sebelum kita mendapatkan badai yang begitu besar. Tapi dia memberikan aku presepsi yang berbeda. Dengannya, aku terasa hidup di arum jeram, iya arum jeram... butuh kekompakan dalam satu perahu karet menggayuh, menahan tanpa lelah saat melewati batu-batu besar dan derasnya air, tapi akhirnya? jika kita mampu melakukan semua itu dengan baik kita akan berada dia sebuah air yang tenang, namun jangan lupa saat di air tenang kita juga harus tetap mengayuh sampai kita berada di tujuan akhir.
Mengayuh, artinya berjalan terus. Menahan, artinya mampu mengalah atau menahan emosi. Batu besar, artinya masalah besar. Derasnya air, artinya emosi yang membakar. Air tenang, artinya hubungan yang tenang tanpa perkara apapun. Tujuan akhir, kalian pasti tau apa itu tujuan akhir.... Kebersamaan yang utuh.
Percaya tidak bahwa hubungan dengan kekasih itu seperti kita bermain arum jeram?
Terimakasih untuk rasa cintamu, sayangmu yang begitu besar terhadapku. Kesabaranmu begitu membuat hatiku luluh. Rindumu yang mampu menghipnotis ku untuk bertemu dirimu setiap saat. Indah saat kita bersama, selalu setia menemani dikala apapun. Kamu, Rahmat dari Allah.......
Tidak ada komentar:
Posting Komentar